Mengurangi sampah di rumah dan menciptakan lingkungan yang bersih dan asri, Tim Pengabdian Masyarakat, Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, lakukan kolaborasi.
Tim dosen yakni Miladil Fitra SKM MKM, Mahaza SKM MKM, dan Nelianis SKM berkolaborasi bersama Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi Sumatera Barat, Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang serta Lurah Tabing Banda Gadang, bersama masyarakat Kampung Lereng Kelurahan Tabing Banda Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang, Senin (26/6).
Hal ini diutarakan oleh Ketua Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang sekaligus Ketua HAKLI Provinsi Sumbar Miladil Fitra.
Kampung Lereng Kelurahan Tabing Banda Gadang ini yang merupakan kampung tematik yaitu Lobang Jepang sebagai wisata sejarah yang telah diresmikan Wali Kota Padang, akan dijadikan Kampung Sanitasi Binaan HAKLI Provinsi Sumbar, Tim Pengabmas Dosen, Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang serta Lurah Tabing Banda Gadang sebagai kampung sanitasi percontohan nantinya untuk kampung lainnya di Kota Padang.
“Kita ciptakan kampung yang bersih dengan sanitasi dan asri. Kita serahkan bantuan Biopori oleh Tim Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan, dan Tong Komposter oleh Tim Kampung Sanitasi HAKLI Sumbar diketuai Sri Lestari Adriyanti SKM MKes dan Sekretaris Wiwi Febriani SKM MSi terhadap 3 RT di kampung Lereng,
Penyerahan bantuan secara simbolis sudah dilaksanakan di Masjid Darussalam Kampung Lereng Kelurahan Tabing Banda Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang terhadap 36 KK yang datang .
“Nantinya sampah-sampah organik ini akan diolah menjadi pupuk alami yang dapat menyuburkan tanaman, sehingga lingkungan menjadi asri. Sementara untuk sampah plastik/an-organik nantinya juga akan diolah dan disetor ke Bank Sampah Unit (BSU) Lobang Jepang dalam bentuk tabungan emas,” jelasnya.
Dari hasil Analisis timbulan sampah yang dilakukan oleh tim dengan menggunakan metode SNI 19-3964-1994 Tentang metode pengambilan pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan di Kampung Lereng RW 2 sebanyak 36 KK didapat hasil:
Sampah Organik sebanyak 57% atau 0,28 kg/org/hr berupa daun pisang,kulit pisang, sisa daging ayam dan tulang, sisa goreng ubi dan pisang,ranting, daun kering, rumput, sisa nasi, sisa ubi, kotoran ikan, tulang ikan, kulit udang, kulit jagung, kulit labu, sisa potongan buah semangka, sisa kulit dan biji (buah manga, salak, nenas, jeruk, apel, pepaya), sisa sayur (kangkung, toge, singkong, bayam, brokoli, lobak, nangka, tomat, wortel), sisa labu, sisa cabe, kulit buah naga, kulit kentang, kulit kacang tanah, sisa pizza.
Sampah An-organik sebanyak 35% atau 0,17 kg/org/hr berupa Kantong Plastik Pampers Bayi dan dewasa, Kemasan botol plastic air minum (bentuk gelas dan botol), styrofoam, kemasan mie, kemasan sabun, pepsoden dan shampoo, sedotan plastik, kotak rokok, kardus, kertas koran, kertas biasa, kantong plastik, Kantong kemasan minyak goreng, Botol kemasan, Pepsoden bekas, botol kemasan minuman ichitan, Kemasan parfum laundy,botol sabun laundry, botol sampo, kaleng sarden kaleng minuman (fanta, lasegar, pocary), kaleng susu, kotak karton susu, botol kaca sirup ABC, karet, selang air.
Sampah residu 8% atau 0,04 kg/org/hr berupa Pampers bayi, pampers dewasa, pembalut wanita, botol obat, Masker, Bola lampu, handscon, baterai jam dinding, tabung baygon, spidol, puntung rokok
Kesimpulan:
Rata-rata sampah yang dihasilkan adalah: 0,49 kg/org/hr
Jika bank sampah dan Biopori serta komposter dilaksanakan oleh Rumah Tagga dengan baik dan benar maka sampah An-Organik dapat dikurangkan 35% dengan disetor ke Bank sampah dan sampah organik 57% dioleh dengan Tong Komposter dan Biopori dengan Total 92% artinya Sampah dapat dikurangi di Rumah Tangga sebanyak 92%.
Pihaknya juga melakukan evaluasi terhadap biopori dan komposer yang telah diujicoba oleh beberapa masyarakat yang sudah berhasil.
Ketua Kampung Sanitasi, Sri Lestari Adriyanti, dan Ketua Pengabmas Dosen Jurusan Kesling Poltekkes Padang, Miladil Fitra, kepada Padang Ekspres mengatakan bahwa penyerahan bantuan berupa tong komposter dan biopori ini diharapkan memudahkan untuk melestarikan lingkungan.
“Mudah-mudahan dapat berkembang dengan baik, dan terutama dapat meminimalisir sampah yang ada di lingkungan ini,” katanya.
Ia berharap agar Bank sampah lobang jepang dan kampung sanitasi yang dibina dan difasilitasi oleh organisasi profesi Hakli Sumbar, Tim Pengabmas Dosen Jurusan kesling, Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang serta Lurah Tabing Banda Gadang serta OPD terkait nantinya dapat menjadi Bank sampah sekaligus kampung sanitasi percontohan bagi kampung yang lain. “Kita Sehatkan Lingkungan, Lingkungan Sehatkan Kita
“Sumber :
https://padek.jawapos.com/clean-healthy/28/06/2023/inilah-cara-meminimalisir-sampah-rumah-tangga-di-kampung-lereng-nanggalo/